Kamis, 17 September 2015

LAPORAN OUTINGCLASS KE PRAMBANAN


LAPORAN OUTINGCLASS KE PRAMBANAN


Add caption
DISUSUN OLEH :
SISWA X. IPA – 1


SMA NEGERI KEBAKKRAMAT
Th.2014/2015



HALAMAN PENGESAHAN


Laporan atau karya tulis ini telah di setujui dan disah kan untuk melaporkan hasil karya wisata ke candi Prambanan, Yogyakarta SMA NEGERI KEBAKKRAMAT Tahun Ajaran 2014/2015.

            HARI              : SENIN
            TANGGAL    : 20 OKTOBER 2014.



                                                                        Kebakkramat, 25 November 2014 .

                       
Mengetahui

Pembimbing I                                                              Pembimbing II



Mengesahkan
Kepala Sekolah SMA NEGERI KEBAKKRAMAT







PERSEMBAHAN


Atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan study tour ini dengan baik dan laporan ini penulis persembahan kepada :
1.      Bapak Drs.Jaka Wismono,M.Pd, selaku kepala sekolah SMA NEGERI KEBAKKRAMAT.
2.      Orangtua penulis tersayang yang telah mendukung dan membantu penulis.
3.      Guru pembimbing pelajaran sejarah
4.      Wali kelas
5.      Para sahabat ,dan teman-teman tercinta.
6.      Para pembaca yang budiman.


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan hasil outing class ke candi Prambanan, Yoyakarta.

Laporan ini mengandung banyak pengetahuan mengenai candi Prambanan dan memberi wawasan luas bagi para pembaca untuk mengenang peninggalan-peninggalan jaman dahulu.


Penulis ucapkan terima kasih kepada :
1.      Bapak Jaka Wismana, selaku kepala sekolah SMA NEGERI KEBAKKRAMAT.
2.      Orangtua yang telah mendukung perjalanan study tour.
3.      Ibu Anditia selaku pembimbing.
4.      Teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan laporan ini.

Tak ada gading yang tak retak , tak ada segala sesuatu yang sempurna. Bagitu pula dengan laporan ini , apabila masih ada kekurangan dalam penulisan laporan outing classini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

                       
                                                            Kebakkramat, 20November2014




                                                                                                Penulis 




Add caption
BAB I
PENDAHULUAN


A . PERUMUSAN MASALAH

      Dalam penulisan laporan ini penulis rumuskan :
1.      Bagaimana sejarah candi prambanan ?
2.      Bagaimana deskripsi candi prambanan ?
3.      Sebutkan dan jelaskan macam-macam arca dan candi  yang ada di candi              prambanan ?



B. TUJUAN PENELITIAN
     Dalam pelaksanaan outingclass ini penulis mempunyai tujuan :
1.      Mengetahui deskripsi bangunan dan bentuk candi prambanan.
2.      Mengetahui macam-macam arca yang terdapat di candi prambanan.
3.      Mengetahui candi dan arca yang terdapat di candi prambanan.












C. MANFAAT PENELITIAN

     Suatu laporan ini tidak akan bermanfaat apabila tidak memiliki manfaat kepada pembaca.
Demikian pula dengan laporan ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1.      Menambah pengetahuan mengenai peninggalan- peninggalan pada zaman dahulu.
2.      Dapat mengenal dan mempelajari lebih lagi mengenai candi prambanan.
3.      Dapat memperdalam rasa cinta kepada budaya Indonesia.


D. METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam penyusunan laporan outingclass ke candi prambanan ini menggunakan metode pengumpulan data ,antara lain:
1.      Observasi
Dalam mencari informasi ini penulis melakukan observasi atau pengamatan langsung ke candi prambanan.
2.      Wawancara
Selain melakukan pengamatan langsung ke candi prambanan , penulis juga melakukan wawancara kepada pemandu wisata di tempat tersebut.
3.      Media social
Untuk memperkuat hasil pengamatan dan wawancara penulis juga mencari sumber dari media sosial( internet) yang informasinya lebih lengkap .


E. METODE ANALISIS DATA

Karya tulis ini menggunakan metode deskriptif dalam menganalisis data  yang dikumpulkan. Metode deskriptif dimaksudkan untuk menjabarkan atau menjelaskan dengan detail dan terperinci objek kajian berdasarkan data-data yang dikumpulkan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.   SEJARAH CANDI PRAMBANAN

1.      SEJARAH PEMBANGUNAN CANDI PRAMBANAN

Candi prambanan adalah candi hindu terbesar di Asia Tenggara, Candi Prambanan Merupakan bangunan yang dibangun di abad ke- xi  pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung.
Candi Prambanan Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa.
Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan 120 km selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakartayang dibangun oleh raja-raja dinasti Sanjaya pada abad XI.
Ditemukan penulisan nama Pikatan pada candi ini yang menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan yang kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitungberdasarkan prasastipada tahun 856 M  “Prasasti Siwa Grha “ sebagai politik untuk meneguhkan kedudukkannya sebagi raja besar.  







2.      SEJARAH PEMBANGUNAN CANDI PRAMBANAN  YANG BERKEMBANG DI MASYARAKAT   

            Legenda Loro Ronggrang

Dahulu kala di P. Jawa bagian tengah terdapat dua kerajaan yang saling bertetangga, yaitu Kerajaan Pengging, yang diperintah oleh Raja Pengging, dan Kerajaan Prambanan, yang diperintah oleh Prabu Baka.
 Prabu Baka berwujud raksasa yang bertubuh besar dan mempunyai kesaktian luar biasa.
Prabu Baka terkenal kejam karena, untuk mempertahankan kesaktiannya, ia secara rutin melaksanakan upacara persembahan dengan mengurbankan manusia.
Walaupun wujudnya menyeramkan dan hatinya kejam, Prabu Baka mempunyai seorang putri yang sangat cantik, bernama RaraJonggrang.
            Raja Pengging sudah lama merasa sedih karena rakyatnya sering mendapat gangguan dari bala tentara Kerajaan Prambanan. Ia ingin sekali menumpas para penguasa Kerajaan Prambanan, namun mereka terlalu kuat baginya.
Untuk mencapai keinginannya, Raja Pengging kemudian memerintahkan putranya, Raden Bandung, untuk bertapa dan memohon kekuatan dari para dewa.
Raden Bandung berhasil mendapatkan kesaktian berupa jin, bernama Bandawasa, yang selalu patuh pada perintahnya. Sejak itu namanya diubah menjadi Raden Bandung Bandawasa.
Berbekal kesaktiannya itu, Raden Bandung berangkat ke Prambanan bersama bala tentara Pengging.
Setelah mengalami pertempuran yang sengit, Raden Bandung berhasil membunuh Prabu Baka.

           Dengan seizin ayahandanya, Raden Bandung bermaksud mendirikan pemerintahan yang baru di Prambanan. Ketika memasuki istana, ia bertemu dengan Rara Jonggrang. Tak pelak lagi, Raden Bandung jatuh cinta kepada sang putri dan meminangnya.

            Rara Jonggrang tidak ingin diperistri oleh pemuda pembunuh ayahnya, namun ia tidak berani menolak secara terang-terangan. Secara halus ia mengajukan syarat bahwa, untuk dapat memperistrinya, Raden Bandung harus sanggup membuatkan 1000 buah candi dalam waktu semalam.
 Raden Bandung menyanggupi permintaan Rara Jonggrang. Segera setelah matahari terbenam, ia pergi ke sebuah tanah lapang yang tidak jauh dari Prambanan. Ia bersemadi memanggil Bandawasa, jin peliharaannya, dan memerintahkan jin itu untuk membangun 1000 candi seperti yang diminta oleh Rara Jonggrang.

Bandawasa kemudian mengerahkan teman-temannya, para jin, untuk membantunya membangun candi yang diinginkan majikannya. Lewat tengah, Rara Jonggrang mengendap-endap mendekati lapangan untuk melihat hasil kerja Raden bandung. Betapa kagetnya sang putri melihat bahwa pekerjaan tersebut sudah hampir selesai. Secepatnya ia berlari ke desa terdekat untuk membangunkan para gadis di desa itu. Beramai-ramai mereka memukul-mukulkan alu (penumbuk padi) ke lesung, seolah-olah sedang menumbuk padi. Mendengar suara orang menumbuk padi, ayam jantan di desa itu terbangun dan mulai berkokok bersahutan.
            Pada saat itu Bandawasa telah berhasil membuat 999 candi dan sedang menyelesaikan pembangunan candi yang terakhir. Mendengar suara ayam berkokok, Bandawasa dan kawan-kawannya segera menghentikan pekerjaannya dan menghilang karena mereka mengira fajar telah tiba.
 Raden Bandung yang melihat Bandawasa dan kawan-awannya berlarian langsung bangkit dari semadinya dan bersiap-siap menyampaikan kegagalannya kepada rara Jonggrang. Setelah beberapa lama menunggu, Raden Bandung merasa heran karena fajar tak kunjung tiba. Ia lalu menyelidiki keanehan yang terjadi itu.

Raden Bandung sangat marah setelah mengetahui kecurangan Rara Jonggrang. Ia lalu mengutuk gadis itu menjadi arca.
 Sampai saat ini Arca Rara Jonggrang masih dapat ditemui di Candi Rara Jonggrang yang berada di kompleks Candi Prambanan. Raden Bandung juga mengutuk para gadis di Prambanan menjadi perawan tua karena tidak seorangpun yang mau memperistri mereka.




3.       SEJARAH DITEMUKANNYA CANDI PRAMBANAN
            Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di Indonesia. Sampai saat ini belum dapat dipastikan kapan candi ini dibangun dan atas perintah siapa, namun kuat dugaan bahwa Candi Prambanan dibangun sekitar pertengahan abad ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha Sambu.
Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang ditemukan di sekitar Prambanan dan saat ini tersimpan di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti berangka tahun 778 Saka (856 M) ini ditulis pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.



Pada 1733, candi Prambanan ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda. Kemudian pada 1855 Jan Willem IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. Beberapa waktu kemudian Isaäc Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak.
Pada 1902-1903, Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih metodis dan sistematis, sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali.
Pada 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada 1930. Pada 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga 1993.
Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.





Pada 27 Mei 2006 gempa bumi dengan kekuatan 5,9 pada skala menghantam daerah Bantul dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat terhadap banyak bangunan dan kematian pada penduduk di sana. Salah satu bangunan yang rusak parah adalah kompleks Prambanan, khususnya candi Brahma. Hingga saat ini perbaikan masih terus dilakukan dan beberapa di antaranya sudah rampung.
Gambar  1.1 di atas merupakan nisan untuk mengenang gempa pada tahun 2006







B.   DESKRIPSI CANDI PRAMBANAN.

1.      DESKRIPSI KOMPLEKS CANDI PRAMBANAN CANDI PRMBANAN.
Deskripsi bangunan percandian prambanan terdiri atas latar bawah, latar tengah dan latar atas (latar pusat) yang makin ke arah dalam makin tinggi tempatnyaberturut-turut luasnya 390 m2 ,222 m2, dan 110 m2. Di dalam latar tengah terdapat reruntuhan candi Perwara.
Apabila seluruhnya telah selesai di Pugar, maka aka nada 224 buah candi yang ukuranya sama yaitu luas dasar 6 m2 dan tingginya 14 m. candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang saling berhadapan. Deret pertama yaitu Candi Siwa, Candi Wisnu dan Candi Brahma. Deret kedua yaitu Candi Nandi, Candi Angsa, Candi Garuda.
Gambar 1.2 sekema candi prambanan





Di ujung lorong yang memisahkan kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit.



Gambar1.3 kompleks candi prambanan



Delapan candi lainya disebut candi Sudut. Secara keseluruhan percandian ini terdiri atas 240 buah candi.

.             Gambar 1.4 kompleks candi prambanan                                                                                        





2.      BENTUK CANDI PRAMBANAN

Candi prambanann adalah candi bercorak hindu yang terdapat di kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta dan merupakan candi merupakaan candi hindu yang terbesar di Jawa Tengah.
Bentuk candi prambanan adalah sebagaimana yang di jelaskan di mitologi hindu yang paling dominan adalah bentuk atapnya yang meruncing ke atas.
Candi sebagai bangunan terdiri dari 3 bagian yaitu kaki candi, tubuh candi dan atap candi. Bahwa ciri-ciri ragam candi jawa tengah ialah bentuk bangunanya tambun, atasnya berundak-undak, puncak berbentuk ratna atau stupa, gawang pintu dan relung berhias kalamakara, reliefnya timbul agak tinggi berlukisan naturalis, letak candi di tengah halaman, menghadap ke timur, dan terbuat dari batu andesit.

Gambar 2.1 salah sacu contoh bentuk candi


Bedasarkan pernyataan bisa di ambil kesimpulan bahwa candi Prambanan berbentuk sama separti candi-candi lain yang ada di jawa tengah dan itulah yang membedakan dengan candi yang berada di  jawa Timur.
Candi prambanan memiliki bangunan yang di pagari tembok keliling oleh deretan candi perwara selain itu candi ini memiliki dua candi apit didekat pintu masuk utara dan selatan.
 Gambaran tentang gugusan candi seperti yang disebut dalam prasasti Ciwagrha dapat dibandingkan dengan kompleks candi Prambanan, memang gugusan candi yang dibangun pusatnya dipagari tembok keliling dan dikitari oleh deretan cnadi perwara yang disusun bersap hanya Candi Prambanan. Demikian pula disebutkan semua candi perwara sama dalam bentuk dan ukuran. Hal lain yang menarik juga adalah 2 buah candi apit, masing-masing di dekat pintu masuk utara dan selatan.
 Denah asli Candi Prambanan berbentuk persegi panjang, terdiri atas halaman luar dan tiga pelataran, yaitu Jaba (pelataran luar), Tengahan (pelataran tengah) dan Njeron (pelataran dalam). Halaman luar merupakan areal terbuka yang mengelilingi pelataran luar. Pelataran luar berbentuk bujur dengan luas 390 m2. Pelataran ini dahulu dikelilingi oleh pagar batu yang kini sudah tinggal reruntuhan. Pelataran luar saat ini hanya merupakan pelataran kosong.












C.    ARCA-ARCA DAN CANDI PRAMBANAN.

1.      ARCA YANG ADA DI PRAMBANAN


a.       Arca Siwa Mahadewa

Menurut ajaran trimurti – Hindu. Yang paling dihormati adalah dewa Brahma sebagai pencipta alam, kemudian Dewa Wisnu sebagai pemelihara, dan Dewa Siwa sebagai perusak alam, tetapi di india maupun Indonesia Siwa adalah yang paling terkenal, karenanya ada yang menghormatinya sebagai mahadewa. Arca ini mempunyai tinggi 3 meter berdiri di atas landasan batu setinggi 1 meter. Di antara kaki arca dan landasanya terdapat batu Bundar berbeentuk bunga teratai.
Gambar 3.1 arca siwa mahadewa

 Arca ini menggambarkan Raja Balitung tanda-tanda sebagai Siwa adalah tengkorak di atas bulan sabit pada mahkotanya, mata ketiga pada dahinya, bertangan 4 berselempangkan ular kulit harimau di pinggangnya serta senjata trisula pada sandaran arcanya. Tangan-tanganya memegang kipas, tasbih, tunas bunga teratai dan benda bulat sebagai benih alam semesta. Raja Balitung di kenal sebagai penjelmaan siwa sehingga setelah wafat dicandikan sebagai siwa oleh keturunan dan rakyatnya.

b.      Arca Siwa Maha Guru



Arca ini berwujud seorang tua yang berjanggut yang berdiri dengan perut gendut, tangan kananya memegang tasbih, tangan kiri memegang kendi dan bahunya terdapat kipas.
Gambar 3.2 arca siwa maha guru
 Semuanya adalah tanda-tanda seorang pertapa. Tri sula yang terletak di sebelah kanan belakangnya menandakan senjata khas siwa arca ini menggambarkan seorang pendeta alam dalam istana Raja Balitung sekaligus seorang nasehat dan guru, karena besar jasanya dalam menyebarkan agama Hindu-Siwa, maka dia di sebut salah satu aspek bentuk dari siwa



c.       Arca Ganesha

Arca ini berwujud manusia berkepala gajah bertangan 4 yang sedang duduk dengan perut gendut. Tangan-tangan belakangnya memegang tasbih dan kampak sedangkan tangan-tangan depanya memegang patahan gadingnya sendiri dan sebuah mangkuk. Ujung belalainya di masukan kedalam mangkuk itu yang menggambarkan bahwa ia tak pernah puas meneguk ilmu pengetahuan.

 Penghalau segaka kesulitan pada mahkotanya terdapat tengkorak dan bulan sabit sebagai tanda bahwa ia anak siwa dan uma istrinya.
Gambar 3.3 arca ganesha
 Arca ini menggambarkan putra mahkota sekaligus panglima perang Raja Balitung.


                           d.      Arca Durga atau Loro Jonggrang

Arca ini berwujud seorang wanita bertangan 8 yang memegang beraneka ragam senjata cakra, gada, anak panah, ekor banteng, sankha, perisai, busur panah dan rambut berkepala raksasa Asura.
 Ia berdiri di atas Banteng Nandi dalam sikap “TriBangsa” (Tiga Gaya Gerak yang membentuk Tiga lekukan tubuh ) banteng nandi sebenarnya jelmaan dari Asura yang menyamar dugar berhasil mengalahkanya dan menginjaknya sehingga dari mulutnya keluarlah asura yang lalu ditangkapnya.






 Ialah salah satu aspek dari “SAKTI” (isteri) Siwa. Menurut mitologi ia tercipta dari lidah-lidah api yang keluar dari tubuh para dewa. Durga adalah dewi kematian maka arca ini menghadap ke utara yang merupakan mata angin kematian.

Gambar 3.4 arca durga atau Loro Jonggrang

Sebenarnya arca ini sangat indah bila dilihat dari kejauhan Nampak seperti hidup dan tersenyum namun hidungnya telah dirusak oleh tangan-tangan jail. Arca ini menggambarkan permaisuri raja balitung.


e.Arca Brahmana


Brahma digambarkan sebagai dewa yang memiliki empat wajah, masing-masing menghadap ke arah yang berbeda, dan dua pasang tangan.
 Pada dahi di wajah yang menghadap ke depan terdapat mata ketiga yang disebut 'urna'. Patung Brahma itu sebetulnya sangat indah, tetapi sekarang sudah rusak.




Dinding ruang Brahma polos tanpa hiasan. Pada dinding di setiap sisi terdapat batu yang menonjol yang berfungsi sebagai tempat meletakkan lampu minyak.

Gambar 3.5 arca brahnana


 “ia membawa air karena seluruh alam keluar dari air. Tasbih menggambarakan waktu dasar kaki candi juga di kelilingi oleh selasar yang di batasi pagar langkah dimana pada dinding langkah ceritera Ramayana dan Relief serupa pada candi siwa sehingga tamat.








f.Arca Wisnu
 Pada Candi Wisnu  terdapat 1 ruangan dengan satu pintu yang menghadap ke timur. Dalam ruangan tersebut, terdapat Arca Wisnu dalam posisi berdiri di atas 'umpak' berbentuk yoni. Wisnu digambarkan sebagai dewa bertangan 4.


Gambar 3.5 arca wisnu

 Tangan kanan belakang memegang Cakra (senjata Wisnu) sedangkan tangan kiri memegang tiram. Tangan kanan depan memegang gada dan tangan kiri memegang setangkai bunga teratai.










D.    CANDI- CANDI YANG ADA di CANDI  PRAMBANAN


1.      Candi Siwa
Candi dengan luas dasar 34 Meter Persegi dan tinggi 47 meter adalah yang terbesar dan terpenting.


Gambar 4.1 candi siwa

Dinamakan candi siwa karena di dalamnya terdapat  arsa SIWA MAHA DEWA yang merupakan arca terbesar.bangunan ini di bagi atas 3 bagian.






 Secara vertical kakitubuh dan kepala / atap, kaki candi menggambarkan “DUNIA BAWAH” tempat manusia yang masih diliputi hawa nafsu, tubuh candi menggambarkan “DUNIA TENGAH” tempat manusia yang telah meninggalkan keduniawian dan atap melukiskan “DUNIA ATAS” tempat para dewa.

Gambar 4.2  bentuk  salah satu candi prambanan

 Sepanjang dinding kaki candi dihiasi dengan pahatan dua macam hiasan yang letaknya berselang-seling.


Gambar 4.3 hiasan kaki candi seekor singa yang berdiri diantara dua pohon


 Yang pertama adalah gambar seekor singa yang berdiri di antara dua pohon kalpataru.
 Hiasan ini terdapat di semua sisi kaki Candi Syiwa dan kelima candi besar lainnya.
            Pada dinding kaki di sisi utara dan selatan Candi Syiwa, hiasan singa di atas diapit dengan panil yang memuat pahatan sepasang binatang yang sedang berteduh di bawah sebatang pohon kalpataru yang tumbuh dalam jambangan.
Gambar 4.4 hiasan merak                         Gambar 4.5 hiasan kera

Gambar 4.6 hiasan sepasang burung          Gambar 4.7 hiasan sepasang sapi

 Berbagai binatang yang digambarkan di sini, di antaranya: kera, merak, kijang, kelinci, kambing, dan anjing. Di atas setiap pohon bertengger dua ekor burung.


Pada sisi-sisi lain dinding kaki candi, baik kaki Candi Syiwa maupun candi besar lainnya, panil bergambar binatang ini diganti dengan panil ber gambar kinara-kinari, sepasang burung berkepala manusia, yang juga sedang berteduh di bawah pohon kalpataru.
Hiasan-hiasan pada dinding sebelah luar berupa “Kinari –Kinari”

Gambar4.8 kinari-kinari

 ( Mahluk bertubuh burung berkepala manusia) “Kalamakara” (kepala raksasa yang lidahnya berwujud sepasang mitologi) dan mahluk surgawi lainya. Atap candi bertingkat-tingkat dengan susunan yang amat komplek, yang masing-masing di hiasi sejumlah “Ratna”dan puncaknya terdapat “Ratna”  Terbesar.

            Tangga untuk naik ke permukaan batur terletak di sisi timur. Tangga atas ini dilengkapi dengan pipi tangga yang dindingnya dihiasi dengan pahatan sulur-suluran dan binatang.






Pangkal pipi tangga dihiasi pahatan kepala naga yang menganga lebar dengan sosok dewa dalam mulutnya. Di kiri dan kanan tangga terdapat candi kecil yang beratap runcing dengan pahatan Arca Syiwa di keempat sisi tubuhnya.

                      Gambar 4.9 arca penjaga

 Di kanan kirinya berdiri 2 arca raksasa penjaga dengan membawa gada yang merupakan manifestasi dari Siwa.
Di puncak tangga terdapat gapura paduraksa menuju lorong di permukaan batur.
 Di atas ambang gapura terdapat pahatan Kalamakara yang indah.
 Di balik gapura terdapat sepasang candi kecil yang mempunyai relung di tubuhnya.
 Relung tersebut berisi Arca Mahakala dan Nandiswara, dewa-dewa penjaga pintu.
Gambar 4.10 Mahakala dan Nandiswara, dewa-dewa penjaga pintu.

Di permukaan batur terdapat selasar selebar sekitar 1 m yang mengelilingi tubuh candi. Selasar ini dilengkapi dengan pagar atau langkan, sehingga bentuknya mirip sebuah lorong tanpa atap.
 Lorong berlangkan ini berbelok-belok menyudut, membagi dinding candi menjadi 6 bagian.
 Sepanjang dinding tubuh candi dihiasi deretan pahatan Arca Lokapala. Lokapala adalah dewa-dewa penjaga arah mata angin, seperti Bayu, Indra, Baruna, Agni dan Yama.

Gambar 4.11 relief Ramayana.

Sepanjang sisi dalam dinding langkan terpahat relief Ramayana. Cerita Ramayana ini dipahatkan searah jarum jam, dimulai dari adegan
Wisnu yang diminta turun ke bumi oleh para raja guna mengatasi kekacuan yang diperbuat oleh Rahwana dan diakhiri dengan adegan selesainya pembangunan jembatan melintas samudera menuju Negara Alengka.
Sambungan cerita Ramayana terdapat dinding dalam langkan Candi Brahma.



Di atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi luar dinding langkan, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya.
Gambar 4.12 hiasan ratna

 Dalam relung terdapat 2 motif pahatan yang ditampilkan berselang-seling, yaitu gambar 3 orang yang berdiri sambil berpegangan tangan dan 3 orang yang sedang memainkan berbagai jenis alat musik.

Di dalam candi terdapat 4 ruangan yang menghadap ke empat arah mata angin dan mengelilingi ruangan terbesar yang ada di tengah-tengah.
Pintu masuk ke ruangan-ruangan dalam tubuh candi terdapat di teras yang lebih tinggi lagi. Untuk mencapai teras atas, terdapat tangga di depan masing-masing pintu ruangan.
 Dalam tubuh candi terdapat empat ruangan yang mengelilingi ruangan utama yang terletak di tengah tubuh candi. Jalan masuk ke ruangan utama adalah melalui ruang yang menghadap ke timur. Ruangan ini ruangan kosong tanpa arca atau hiasan apapun.






 Pintu masuk ke ruang utama letaknya segaris dengan pintu masuk ke ruang timur.
 Ruang utama ini disebut Ruang Syiwa karena di tengah ruangan terdapat Arca Syiwa Mahadewa, yaitu Syiwa dalam posisi berdiri di atas teratai dengan satu tangan terangkat di depan dada dan tangan lain mendatar di depan perut.
Arca Syiwa tersebut terletak di atas umpak (landasan) setinggi sekitar 60 cm, berbentuk yoni dengan saluran pembuangan air di sepanjang tepi permukaannya. Konon Arca Syiwa ini menggambarkan Raja Balitung dari Mataram Hindu (898 - 910 M) yang dipuja sebagai Syiwa.

Gambar 4.13 arca siwa
Tidak terdapat pintu penghubung antara Ruang Syiwa dengan ketiga ruang di sisi lain. Ruang utara, barat, dan selatan memiliki pintu sendiri-sendiri yang terletak tepat di depan tangga naik ke teras atas.






Dalam ruang utara terdapat Arca Durga Mahisasuramardini, yaitu Durga sebagai dewi kematian, yang menggambarkan permaisuri Raja Balitung.


Gambar 4.14 arca durga atau lara jonggrang

 Durga digambarkan sebagai dewi bertangan delapan dalam posisi berdiri di atas Lembu Nandi menghadap ke Candi Wisnu.
 Satu tangan kanannya dalam posisi bertelekan pada sebuah gada, sedangkan ketiga tangan lainnya masing-masing memegang anak panah, pedang dan cakram. Satu tangan kirinya memegang kepala Asura, raksasa kerdil yang berdiri di atas kepala mahisa (lembu), sedangkan ketiga tangan lainnya memegang busur, perisai dan bunga.
 Arca Durga ini oleh masyarakat sekitar disebut juga Arca Rara Jonggrang, karena arca ini diyakini sebagai penjelmaan Rara Jonggrang. Rara Jonggrang adalah putri raja dalam legenda setempat, yang dikutuk menjadi arca oleh Bandung Bandawasa.






Dalam ruang barat terdapat Arca Ganesha dalam posisi bersila di atas padmasana (singgasana bunga teratai) dengan kedua telapak kaki saling bertemu. Kedua telapak tangan menumpang di lutut dalam posisi tengadah, sementara belalainya tertumpang dilengan kiri.

Gambar 4. 15 arca ghanesa

Arca Ganesha ini menggambarkan putra mahkota Raja Balitung. selempang di bahu menunjukkan bahwa ia juga seorang panglima perang







Dalam ruang selatan terdapat Arca Agastya atau Syiwa Mahaguru. Arca ini meliliki postur tubuh agak gemuk dan berjenggot.

Gambar 4.16 arca siwa mahaguru
Syiwa Mahaguru digambarkan dalam posisi berdiri menghadap ke Candi Brahma di selatan dengan tangan kanan memegang tasbih sdan tangan kiri memegang sebuah kendi.
 Di belakangnya, di sebelah kiri terdapat pengusir lalat dan di sebelah kanan terdapat trisula.
Konon Arca Syiwa Mahaguru ini menggambarkan seorang pendeta penasihat kerajaan.





  1. Candi  Brahma

Luas dasarnya 20 meter persegi dan tingginya 37 meter.

Gambar 5.1  candi brahma

Candi Brahma letaknya di sebelah selatan Candi Syiwa. Tubuh candi berdiri di atas batur yang membentuk selasar berlangkan. Di sepanjang dinding tubuh candi berderet panil dengan pahatan yang menggambarkan Lokapala.
Sepanjang dinding dalam langkan dihiasi seretan panil yang memuat kelanjutan cerita Ramayana di dinding dalam langkan Candi Syiwa.  
       Penggalan cerita Ramayana di Candi Brahma ini mengisahkan peperangan Rama dibantu adiknya,






Laksmana, dan bala tentara kera melawan Rahwana sampai pada Sinta pergi mengembara ke hutan setelah diusir oleh Rama yang meragukan kesuciannya. Sinta melahirkan putranya di hutan di bawah lindungan seorang pertapa.

Gambar 5.2                                           Gambar 5.3


Di atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, menghadap ke luar, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya. Dalam relung terdapat pahatan yang menggambarkan Brahma sebagai pendeta yang sedang duduk dengan berbagai posisi tangan.

Candi Brahma juga hanya mempunyai 1 ruangan dengan satu pintu yang menghadap ke timur. Dalam ruangan tersebut, terdapat Arca Brahma dalam posisi berdiri di atas umpak berbentuk yoni.
Brahma digambarkan sebagai dewa yang memiliki empat wajah, masing-masing menghadap ke arah yang berbeda, dan dua pasang tangan.
 Pada dahi di wajah yang menghadap ke depan terdapat mata ketiga yang disebut 'urna'. Patung Brahma itu sebetulnya sangat indah, tetapi sekarang sudah rusak.

Dinding ruang Brahma polos tanpa hiasan. Pada dinding di setiap sisi terdapat batu yang menonjol yang berfungsi sebagai tempat meletakkan lampu minyak.

Gambar 5.4 arca brahma

 “ia membawa air karena seluruh alam keluar dari air. Tasbih menggambarakan waktu dasar kaki candi juga di kelilingi oleh selasar yang di batasi pagar langkah dimana pada dinding langkah ceritera Ramayana dan Relief serupa pada candi siwa sehingga tamat.

  1. CandiWisnu


Gambar 6.1 candi wisnu

Candi Wisnu terdapat di sebelah utara Candi Syiwa. Tubuh candi berdiri di atas batur yang membentuk selasar berlangkan. Tangga untuk naik ke permukaan batur terletak di sisi timur. Di sepanjang dinding tubuh candi berderet panil dengan pahatan yang menggambarkan Lokapala.

Gambar 6.2 Lokapala

Sepanjang dinding dalam langkan dihiasi seretan panil yang memuat relief Krisnayana. Krisnayana adalah kisah kehidupan Krisna sejak ia dilahirkan sampai ia berhasil menduduki tahta Kerajaaan Dwaraka.

Gambar 6.3 dinding dalam langkan

Di atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi luar dinding langkan, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya.
 Dalam relung terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu sebagai pendeta yang sedang duduk dengan berbagai posisi tangan.
            Candi Wisnu hanya mempunyai 1 ruangan dengan satu pintu yang menghadap ke timur. Dalam ruangan tersebut, terdapat Arca Wisnu dalam posisi berdiri di atas 'umpak' berbentuk yoni. Wisnu digambarkan sebagai dewa bertangan 4.

Gambar 6.3 dinding dalam langkan


 Tangan kanan belakang memegang Cakra (senjata Wisnu) sedangkan tangan kiri memegang tiram. Tangan kanan depan memegang gada dan tangan kiri memegang setangkai bunga teratai.












  1. Candi  Nandi

Luas dasarnya 15 meter persegi dan tingginya 25 meter. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada terbaring arca seekor lembu jantan dalam sikap merderka dengan panjang  + 2 meter.

Di sudut belakangnya terdapat arca dewa candra, candra yang bermata tiga berdiri di atas kereta yang ditarik oleh 7 ekor kuda. Candi ini sudah runtuh. Candi Nandi.

Gambar 7.1 cani nandi
 Candi ini mempunyai satu tangga masuk yang menghadap ke barat, yaitu ke Candi Syiwa. Nandi adalah lembu suci tunggangan Dewa Syiwa. Jika dibandingkan dengan Candi Garuda dan Candi Angsa yang berada di sebelah kanan dan kirinya, Candi Nandi mempunyai bentuk yang sama, hanya ukurannya sedikit lebih besar dan lebih tinggi. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2 m.


Gambar 7.2 arca lenbu nandi

Candi Nandi memiliki satu ruangan dalam tubuhnya. Tangga dan pintu masuk ke ruangan terletak di sisi barat. Dalam ruangan terdapat Arca Lembu Nandi, kendaraan Syiwa, dalam posisi berbaring menghadap ke barat. Dalam ruangan tersebut terdapat juga dua arca, yaitu Arca Surya (dewa matahari) yang sedang berdiri di atas kereta yang ditarik oleh tujuh ekor kuda dan Arca Candra (dewa bulan) yang sedang berdiri di atas kereta yang ditarik oleh sepuluh ekor kuda.
Dinding ruangan tidak dihias dan terdapat sebuah batu yang menonjol pada tiap sisi dinding yang berfungsi sebagai tempat meletakkan lampu minyak. Dinding lorong di sekeliling tubuhcandi juga polos tanpa hiasan pahatan.








  1. Candi Angsa
Candi ini mempunyai satu ruangan yang tak berisi apapun. Luas dasarnya 13 m2 dan tingginya 22 m. mungkin ruangan ini hanya di pakai untuk kandang angsa hewan yang biasa di kendarai oleh Brahma.

Gambar 8.1
.           Candi ini letaknya di selatan Candi Nandi, berhadapan dengan Candi Brahma. Angsa merupakan burung tunggangan Brahma.
Ukuran, bentuk dan hiasan pada kaki dan tangga Candi Angsa serupa dengan yang terdapat di Candi Garuda. Ruangan di dalam tubuh candi dalam keadaan kosong. Dinding ruangan juga tidak dihias, hanya terdapat batu yang menonjol pada dinding di setiap sisi ruangan yang berfungsi sebagai tempat meletakkan lampu minyak.







  1. Candi Garuda

Di dalam satu-satunya ruangan yang ada, terdapat area kecil yang berwujud seekor garuda diatas seekor naga, Garuda adalah kendaraan Wisnu. Candi Garuda.

Add caption
           
Gambar 9.1 candi garuda                         Gambar 9.2 candi garuda
            Candi ini letaknya di utara Candi Nandi, berhadapan dengan Candi Wisnu. Garuda merupakan burung tunggangan Wisnu. Bentuk dan hiasan pada kaki dan tangga Candi Garuda serupa dengan yang terdapat di Candi Nandi. Walaupun dinamakan candi Garuda, namun tidak terdapat arca garuda di ruangan dalam tubuh candi.
Di lantai ruangan terdapat Arca Syiwa dalam ukuran yang lebih kecil daripada yang terdapat di Candi Syiwa. Arca ini diketemukan tertanam di bawah candi, dan sesungguhnya tempatnya bukan di dalam ruangan tersebut.

7.       Candi Apit
Luas dasarnya 6 m2 dengan tinggi 16 m. ruangan ini kosong mungkin candi ini di gunakan untuk bersemedi sebelum memasuki candi-candi induk.

 Gambar 10.1 candi apit

Candi Apit merupakan sepasang candi yang saling berhadapan. Letaknya, masing-masing, di ujung selatan dan ujung utara lorong di antara kedua barisan candi besar.

Kedua candi ini berdenah bujur sangkar seluas 6 m2 dengan ketinggian 16 m. tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2,5 m. Tidak terdapat selasar di permukaan kaki candi. Masing-masing mempunyai satu tangga menuju satu-satunya ruangan dalam tubuhnya.









  1. Candi Kelir
Luas dasarnya 1, 55 m2 dengan tinggi 4,10 m. Candi ini tidak mempunyai tangga masuk. Fungsinya sebagai penolak bala.

 Gambar 11.1 candi kelir

  1. Candi Sudut
Luas dasarnya 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 m.
Gambar 12.1 candi sudut



Add caption
10.  Candi Penjaga

Selain keenam candi besar dan dua candi apit yang telah diuraikan di atas, di pelataran atas masih terdapat delapan candi berukuran sangat kecil, yaitu dengan denah dasar sekitar 1,25 m2. Empat di antaranya terletak di masing-masing sudut latar, sedangkan empat lainnya ditempatkan di dekat gerbang masuk ke pelataran atas.

 
Gambar 13.1 candi penjaga











BAB III


1.      KESIMPULAN

Dari peneitian diatas penulis simpulkan :
1.      Bahwa dengan outingclass ini penulis dapat mengenang peninggalan zaman dahulu.
2.      Penulis dapat mempelajari lebih jauh tentang candi prambanan.
3.Penulis mendapatkan hiburan atau rekreasi yang indah .
4.Penulis mendapat pengetahuan dan wawasan lebih luas lagi.



2.      SARAN
Dari kegiatan penelitian ke candi prambanan ,penulis menyarankan pada khalayak umum agar mencintai dan melestarikan peninggalan budaya asli Indonesia dan merawat peninggalan budaya Indonesia karena merupakan aset budaya Indonesia.








DAFTAR PUSTAKA
http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/candi/prambanan/
http://www.miung.com/2013/04/sejarah-candi-prambanan-yogyakarta.html




















LAMPIRAN                      
100_7986.JPG
100_7984.JPG
1475899_381655318667287_5819706578626263990_n.jpg10304341_381653402000812_6223391773836574163_n.jpg


100_8010.JPG100_8021.JPG 

Photo3115.jpg

100_8006.JPG

100_7973.JPG
DSCF5692.JPG
Photo3113.jpg DSCF5693.JPG
DSCF5690.JPG

DSCF5725.JPG

Photo3116.jpg Photo3119.jpg
Photo3121.jpg     Photo3120.jpg



Photo3122.jpg
DSCF5730.JPG


Photo3117.jpg
DSCF5682.JPG

DSCF5677.JPG


DSCF5662.JPG

DSCF5688.JPG

DSCF5719.JPG


Tidak ada komentar:

Posting Komentar