LAPORAN OUTINGCLASS KE PRAMBANAN
| Add caption |
DISUSUN OLEH :
SISWA X. IPA – 1
Th.2014/2015
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan atau karya tulis ini telah di setujui dan disah kan
untuk melaporkan hasil karya wisata ke candi Prambanan, Yogyakarta SMA NEGERI
KEBAKKRAMAT Tahun Ajaran 2014/2015.
HARI : SENIN
TANGGAL : 20 OKTOBER 2014.
Kebakkramat,
25 November 2014 .
Mengetahui
Pembimbing
I Pembimbing
II
Mengesahkan
Kepala
Sekolah SMA NEGERI KEBAKKRAMAT
PERSEMBAHAN
Atas karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan study tour ini dengan baik dan laporan ini penulis
persembahan kepada :
1.
Bapak Drs.Jaka Wismono,M.Pd, selaku kepala sekolah SMA NEGERI
KEBAKKRAMAT.
2.
Orangtua
penulis tersayang yang telah mendukung dan membantu penulis.
3.
Guru
pembimbing pelajaran sejarah
4.
Wali
kelas
5.
Para
sahabat ,dan teman-teman tercinta.
6.
Para
pembaca yang budiman.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan hasil outing class ke
candi Prambanan, Yoyakarta.
Laporan ini mengandung banyak pengetahuan mengenai candi Prambanan dan
memberi wawasan luas bagi para pembaca untuk mengenang peninggalan-peninggalan
jaman dahulu.
Penulis ucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak
Jaka Wismana, selaku kepala sekolah SMA NEGERI KEBAKKRAMAT.
2.
Orangtua
yang telah mendukung perjalanan study tour.
3.
Ibu
Anditia selaku pembimbing.
4.
Teman-teman
yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan laporan ini.
Tak
ada gading yang tak retak , tak ada segala sesuatu yang sempurna. Bagitu pula
dengan laporan ini , apabila masih ada kekurangan dalam penulisan laporan
outing classini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kebakkramat,
20November2014
PENDAHULUAN
A . PERUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan laporan ini penulis
rumuskan :
1.
Bagaimana sejarah
candi prambanan ?
2.
Bagaimana
deskripsi candi prambanan ?
3.
Sebutkan
dan jelaskan macam-macam arca dan candi yang
ada di candi prambanan ?
B.
TUJUAN PENELITIAN
Dalam pelaksanaan outingclass ini penulis
mempunyai tujuan :
1.
Mengetahui
deskripsi bangunan dan bentuk candi prambanan.
2.
Mengetahui
macam-macam arca yang terdapat di candi prambanan.
3.
Mengetahui
candi dan arca yang terdapat di
candi prambanan.
C.
MANFAAT PENELITIAN
Suatu laporan ini tidak akan bermanfaat
apabila tidak memiliki manfaat kepada pembaca.
Demikian pula dengan laporan ini
diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1.
Menambah
pengetahuan mengenai peninggalan- peninggalan pada zaman dahulu.
2.
Dapat
mengenal dan mempelajari lebih lagi mengenai candi prambanan.
3.
Dapat
memperdalam rasa cinta kepada budaya Indonesia.
D.
METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penyusunan
laporan outingclass ke candi prambanan ini menggunakan metode pengumpulan data
,antara lain:
1.
Observasi
Dalam
mencari informasi ini penulis melakukan observasi atau pengamatan langsung ke
candi prambanan.
2.
Wawancara
Selain
melakukan pengamatan langsung ke candi prambanan , penulis juga melakukan
wawancara kepada pemandu wisata di tempat tersebut.
3.
Media
social
Untuk
memperkuat hasil pengamatan dan wawancara penulis juga mencari sumber dari
media sosial( internet) yang informasinya lebih lengkap .
E.
METODE ANALISIS DATA
Karya tulis ini
menggunakan metode deskriptif dalam menganalisis data yang dikumpulkan. Metode deskriptif
dimaksudkan untuk menjabarkan atau menjelaskan dengan detail dan terperinci
objek kajian berdasarkan data-data yang dikumpulkan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
SEJARAH CANDI PRAMBANAN
1. SEJARAH PEMBANGUNAN CANDI PRAMBANAN
Candi prambanan adalah candi hindu terbesar
di Asia Tenggara, Candi Prambanan Merupakan bangunan yang dibangun di abad ke- xi pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan
dan Rakai Balitung.
Candi
Prambanan Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi
Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya,
menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa.
Candi
ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan
120 km selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan
Daerah Istimewa Yogyakartayang dibangun
oleh raja-raja dinasti Sanjaya pada abad XI.
Ditemukan penulisan nama Pikatan pada candi ini yang
menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan yang kemudian
diselesaikan oleh Rakai Balitungberdasarkan prasastipada tahun 856 M “Prasasti Siwa Grha “ sebagai politik untuk
meneguhkan kedudukkannya sebagi raja besar.
2. SEJARAH PEMBANGUNAN CANDI PRAMBANAN YANG BERKEMBANG DI MASYARAKAT
Legenda
Loro Ronggrang
Dahulu kala di P. Jawa bagian tengah terdapat dua kerajaan
yang saling bertetangga, yaitu Kerajaan Pengging, yang diperintah oleh Raja
Pengging, dan Kerajaan Prambanan, yang diperintah oleh Prabu Baka.
Prabu Baka berwujud
raksasa yang bertubuh besar dan mempunyai kesaktian luar biasa.
Prabu Baka terkenal kejam karena, untuk mempertahankan
kesaktiannya, ia secara rutin melaksanakan upacara persembahan dengan
mengurbankan manusia.
Walaupun
wujudnya menyeramkan dan hatinya kejam, Prabu Baka mempunyai seorang putri yang
sangat cantik, bernama RaraJonggrang.
Raja Pengging sudah lama merasa sedih karena rakyatnya sering mendapat gangguan dari bala tentara Kerajaan Prambanan. Ia ingin sekali menumpas para penguasa Kerajaan Prambanan, namun mereka terlalu kuat baginya.
Raja Pengging sudah lama merasa sedih karena rakyatnya sering mendapat gangguan dari bala tentara Kerajaan Prambanan. Ia ingin sekali menumpas para penguasa Kerajaan Prambanan, namun mereka terlalu kuat baginya.
Untuk mencapai keinginannya, Raja Pengging kemudian
memerintahkan putranya, Raden Bandung, untuk bertapa dan memohon kekuatan dari
para dewa.
Raden Bandung berhasil mendapatkan kesaktian berupa jin,
bernama Bandawasa, yang selalu patuh pada perintahnya. Sejak itu namanya diubah
menjadi Raden Bandung Bandawasa.
Berbekal kesaktiannya itu, Raden Bandung berangkat ke Prambanan bersama bala tentara Pengging.
Berbekal kesaktiannya itu, Raden Bandung berangkat ke Prambanan bersama bala tentara Pengging.
Setelah mengalami pertempuran yang sengit, Raden Bandung
berhasil membunuh Prabu Baka.
Dengan seizin ayahandanya, Raden
Bandung bermaksud mendirikan pemerintahan yang baru di Prambanan. Ketika
memasuki istana, ia bertemu dengan Rara Jonggrang. Tak pelak lagi, Raden
Bandung jatuh cinta kepada sang putri dan meminangnya.
Rara Jonggrang tidak ingin diperistri oleh pemuda pembunuh ayahnya, namun ia tidak berani menolak secara terang-terangan. Secara halus ia mengajukan syarat bahwa, untuk dapat memperistrinya, Raden Bandung harus sanggup membuatkan 1000 buah candi dalam waktu semalam.
Rara Jonggrang tidak ingin diperistri oleh pemuda pembunuh ayahnya, namun ia tidak berani menolak secara terang-terangan. Secara halus ia mengajukan syarat bahwa, untuk dapat memperistrinya, Raden Bandung harus sanggup membuatkan 1000 buah candi dalam waktu semalam.
Raden Bandung
menyanggupi permintaan Rara Jonggrang. Segera setelah matahari terbenam, ia
pergi ke sebuah tanah lapang yang tidak jauh dari Prambanan. Ia bersemadi
memanggil Bandawasa, jin peliharaannya, dan memerintahkan jin itu untuk membangun
1000 candi seperti yang diminta oleh Rara Jonggrang.
Bandawasa kemudian mengerahkan teman-temannya, para jin,
untuk membantunya membangun candi yang diinginkan majikannya. Lewat tengah,
Rara Jonggrang mengendap-endap mendekati lapangan untuk melihat hasil kerja
Raden bandung. Betapa kagetnya sang putri melihat bahwa pekerjaan tersebut
sudah hampir selesai. Secepatnya ia berlari ke desa terdekat untuk membangunkan
para gadis di desa itu. Beramai-ramai mereka memukul-mukulkan alu (penumbuk
padi) ke lesung, seolah-olah sedang menumbuk padi. Mendengar suara orang
menumbuk padi, ayam jantan di desa itu terbangun dan mulai berkokok bersahutan.
Pada saat itu Bandawasa telah berhasil membuat 999 candi dan sedang menyelesaikan pembangunan candi yang terakhir. Mendengar suara ayam berkokok, Bandawasa dan kawan-kawannya segera menghentikan pekerjaannya dan menghilang karena mereka mengira fajar telah tiba.
Pada saat itu Bandawasa telah berhasil membuat 999 candi dan sedang menyelesaikan pembangunan candi yang terakhir. Mendengar suara ayam berkokok, Bandawasa dan kawan-kawannya segera menghentikan pekerjaannya dan menghilang karena mereka mengira fajar telah tiba.
Raden Bandung yang
melihat Bandawasa dan kawan-awannya berlarian langsung bangkit dari semadinya
dan bersiap-siap menyampaikan kegagalannya kepada rara Jonggrang. Setelah
beberapa lama menunggu, Raden Bandung merasa heran karena fajar tak kunjung
tiba. Ia lalu menyelidiki keanehan yang terjadi itu.
Raden Bandung sangat marah setelah mengetahui kecurangan Rara Jonggrang. Ia lalu mengutuk gadis itu menjadi arca.
Raden Bandung sangat marah setelah mengetahui kecurangan Rara Jonggrang. Ia lalu mengutuk gadis itu menjadi arca.
Sampai saat ini Arca
Rara Jonggrang masih dapat ditemui di Candi Rara Jonggrang yang berada di
kompleks Candi Prambanan. Raden Bandung juga mengutuk para gadis di Prambanan
menjadi perawan tua karena tidak seorangpun yang mau memperistri mereka.
3.
SEJARAH DITEMUKANNYA CANDI PRAMBANAN
Candi
Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di Indonesia. Sampai saat ini
belum dapat dipastikan kapan candi ini dibangun dan atas perintah siapa, namun
kuat dugaan bahwa Candi Prambanan dibangun sekitar pertengahan abad ke-9 oleh
raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha Sambu.
Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha
yang ditemukan di sekitar Prambanan dan saat ini tersimpan di Museum Nasional
di Jakarta. Prasasti berangka tahun 778 Saka (856 M) ini ditulis pada masa
pemerintahan Rakai Pikatan.
Pada 1733, candi Prambanan ini ditemukan oleh CA. Lons seorang
berkebangsaan Belanda. Kemudian pada 1855 Jan Willem IJzerman mulai
membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. Beberapa
waktu kemudian Isaäc Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan
batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak.
Pada 1902-1903, Theodoor van Erp memelihara bagian yang
rawan runtuh. Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala
(Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih metodis
dan sistematis, sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan
dan pembongkaran beribu-ribu batu tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran
kembali.
Pada 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya
pada 1930. Pada 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada 1942 dan
kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu
berlanjut hingga 1993.
Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu
baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat
lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih
ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan
hanya tampak fondasinya saja.
Pada 27 Mei 2006 gempa bumi dengan kekuatan 5,9 pada
skala menghantam daerah Bantul dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan
hebat terhadap banyak bangunan dan kematian pada penduduk di sana. Salah satu
bangunan yang rusak parah adalah kompleks Prambanan, khususnya candi Brahma.
Hingga saat ini perbaikan masih terus dilakukan dan beberapa di antaranya sudah
rampung.
Gambar 1.1 di
atas merupakan nisan untuk mengenang gempa pada tahun 2006
B.
DESKRIPSI
CANDI PRAMBANAN.
1. DESKRIPSI
KOMPLEKS CANDI PRAMBANAN CANDI
PRMBANAN.
Deskripsi bangunan percandian prambanan terdiri atas latar bawah,
latar tengah dan latar atas (latar pusat) yang makin ke arah dalam makin tinggi
tempatnyaberturut-turut luasnya 390 m2 ,222 m2, dan 110 m2.
Di dalam latar tengah terdapat reruntuhan candi Perwara.
Apabila
seluruhnya telah selesai di Pugar, maka aka nada 224 buah candi yang ukuranya
sama yaitu luas dasar 6 m2 dan tingginya 14 m. candi-candi utama
terdiri atas 2 deret yang saling berhadapan. Deret pertama yaitu Candi Siwa,
Candi Wisnu dan Candi Brahma. Deret kedua yaitu Candi Nandi, Candi Angsa, Candi
Garuda.
Gambar 1.2 sekema candi prambanan
Di ujung lorong
yang memisahkan kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit.
Gambar1.3 kompleks candi prambanan
Delapan candi
lainya disebut candi Sudut. Secara keseluruhan percandian ini terdiri atas 240
buah candi.
. Gambar 1.4 kompleks
candi prambanan
2.
BENTUK CANDI PRAMBANAN
Bentuk candi prambanan adalah
sebagaimana yang di jelaskan di mitologi hindu yang paling dominan adalah
bentuk atapnya yang meruncing ke atas.
Candi sebagai bangunan terdiri dari 3
bagian yaitu kaki candi, tubuh candi dan atap candi. Bahwa ciri-ciri ragam
candi jawa tengah ialah bentuk bangunanya tambun, atasnya berundak-undak,
puncak berbentuk ratna atau stupa, gawang pintu dan relung berhias kalamakara,
reliefnya timbul agak tinggi berlukisan naturalis, letak candi di tengah
halaman, menghadap ke timur, dan terbuat dari batu andesit.
Gambar 2.1 salah sacu contoh bentuk
candi
Bedasarkan pernyataan bisa di ambil
kesimpulan bahwa candi Prambanan berbentuk sama separti candi-candi lain yang
ada di jawa tengah dan itulah yang membedakan dengan candi yang berada di
jawa Timur.
Candi prambanan memiliki bangunan
yang di pagari tembok keliling oleh deretan candi perwara selain itu candi ini memiliki dua candi apit didekat pintu masuk
utara dan selatan.
Gambaran tentang gugusan candi seperti yang
disebut dalam prasasti Ciwagrha dapat dibandingkan dengan kompleks candi
Prambanan, memang gugusan candi yang dibangun pusatnya dipagari tembok keliling
dan dikitari oleh deretan cnadi perwara yang disusun bersap hanya Candi
Prambanan. Demikian pula disebutkan semua candi perwara sama dalam bentuk dan
ukuran. Hal lain yang menarik juga adalah 2 buah candi apit, masing-masing di
dekat pintu masuk utara dan selatan.
Denah
asli Candi Prambanan berbentuk persegi panjang, terdiri atas halaman luar dan
tiga pelataran, yaitu Jaba (pelataran luar), Tengahan (pelataran tengah) dan
Njeron (pelataran dalam). Halaman luar merupakan areal terbuka yang
mengelilingi pelataran luar. Pelataran luar berbentuk bujur dengan luas 390 m2.
Pelataran ini dahulu dikelilingi oleh pagar batu yang kini sudah tinggal reruntuhan.
Pelataran luar saat ini hanya merupakan pelataran kosong.
C.
ARCA-ARCA DAN CANDI PRAMBANAN.
1.
ARCA YANG ADA
DI PRAMBANAN
a.
Arca Siwa Mahadewa
Menurut
ajaran trimurti – Hindu. Yang paling dihormati adalah dewa Brahma sebagai
pencipta alam, kemudian Dewa Wisnu sebagai pemelihara, dan Dewa Siwa sebagai
perusak alam, tetapi di india maupun Indonesia Siwa adalah yang paling
terkenal, karenanya ada yang menghormatinya sebagai mahadewa. Arca ini
mempunyai tinggi 3 meter berdiri di atas landasan batu setinggi 1 meter. Di
antara kaki arca dan landasanya terdapat batu Bundar berbeentuk bunga teratai.
Gambar 3.1 arca siwa mahadewa
Arca ini menggambarkan Raja Balitung
tanda-tanda sebagai Siwa adalah tengkorak di atas bulan sabit pada mahkotanya,
mata ketiga pada dahinya, bertangan 4 berselempangkan ular kulit harimau di
pinggangnya serta senjata trisula pada sandaran arcanya. Tangan-tanganya
memegang kipas, tasbih, tunas bunga teratai dan benda bulat sebagai benih alam
semesta. Raja Balitung di kenal sebagai penjelmaan siwa sehingga setelah wafat
dicandikan sebagai siwa oleh keturunan dan rakyatnya.
b.
Arca Siwa Maha Guru
Arca
ini berwujud seorang tua yang berjanggut yang berdiri dengan perut gendut,
tangan kananya memegang tasbih, tangan kiri memegang kendi dan bahunya terdapat
kipas.
Gambar 3.2 arca siwa maha guru
Semuanya adalah tanda-tanda seorang pertapa.
Tri sula yang terletak di sebelah kanan belakangnya menandakan senjata khas
siwa arca ini menggambarkan seorang pendeta alam dalam istana Raja Balitung
sekaligus seorang nasehat dan guru, karena besar jasanya dalam menyebarkan
agama Hindu-Siwa, maka dia di sebut salah satu aspek bentuk dari siwa
c.
Arca Ganesha
Arca
ini berwujud manusia berkepala gajah bertangan 4 yang sedang duduk dengan perut
gendut. Tangan-tangan belakangnya memegang tasbih dan kampak sedangkan
tangan-tangan depanya memegang patahan gadingnya sendiri dan sebuah mangkuk.
Ujung belalainya di masukan kedalam mangkuk itu yang menggambarkan bahwa ia tak
pernah puas meneguk ilmu pengetahuan.
Penghalau segaka kesulitan pada mahkotanya terdapat tengkorak dan bulan sabit sebagai tanda bahwa ia anak siwa dan uma istrinya.
Gambar 3.3 arca ganesha
Arca ini menggambarkan putra mahkota sekaligus
panglima perang Raja Balitung.
d. Arca Durga atau Loro Jonggrang
Arca
ini berwujud seorang wanita bertangan 8 yang memegang beraneka ragam senjata
cakra, gada, anak panah, ekor banteng, sankha, perisai, busur panah dan rambut
berkepala raksasa Asura.
Ia berdiri di atas Banteng Nandi dalam sikap
“TriBangsa” (Tiga Gaya Gerak yang membentuk Tiga lekukan tubuh ) banteng nandi
sebenarnya jelmaan dari Asura yang menyamar dugar berhasil mengalahkanya dan
menginjaknya sehingga dari mulutnya keluarlah asura yang lalu ditangkapnya.
Ialah salah satu aspek dari “SAKTI” (isteri)
Siwa. Menurut mitologi ia tercipta dari lidah-lidah api yang keluar dari tubuh
para dewa. Durga adalah dewi kematian maka arca ini menghadap ke utara yang
merupakan mata angin kematian.
Gambar 3.4 arca durga atau Loro Jonggrang
Sebenarnya
arca ini sangat indah bila dilihat dari kejauhan Nampak seperti hidup dan
tersenyum namun hidungnya telah dirusak oleh tangan-tangan jail. Arca ini
menggambarkan permaisuri raja balitung.
e.Arca Brahmana
Brahma
digambarkan sebagai dewa yang memiliki empat wajah, masing-masing menghadap ke
arah yang berbeda, dan dua pasang tangan.
Pada dahi di wajah yang menghadap ke depan
terdapat mata ketiga yang disebut 'urna'. Patung Brahma itu sebetulnya sangat
indah, tetapi sekarang sudah rusak.
Dinding
ruang Brahma polos tanpa hiasan. Pada dinding di setiap sisi terdapat batu yang
menonjol yang berfungsi sebagai tempat meletakkan lampu minyak.
Gambar 3.5 arca
brahnana
“ia membawa air karena seluruh alam keluar dari
air. Tasbih menggambarakan waktu dasar kaki candi juga di kelilingi oleh
selasar yang di batasi pagar langkah dimana pada dinding langkah ceritera
Ramayana dan Relief serupa pada candi siwa sehingga tamat.
f.Arca Wisnu
Pada Candi Wisnu terdapat 1 ruangan dengan satu pintu yang
menghadap ke timur. Dalam ruangan tersebut, terdapat Arca Wisnu dalam posisi
berdiri di atas 'umpak' berbentuk yoni. Wisnu digambarkan sebagai dewa
bertangan 4.
Gambar 3.5 arca wisnu
Tangan kanan belakang memegang Cakra (senjata
Wisnu) sedangkan tangan kiri memegang tiram. Tangan kanan depan memegang gada
dan tangan kiri memegang setangkai bunga teratai.
D. CANDI- CANDI YANG ADA di CANDI PRAMBANAN
1.
Candi Siwa
Candi dengan luas dasar 34 Meter
Persegi dan tinggi 47 meter adalah yang terbesar dan terpenting.
Gambar 4.1
candi siwa
Dinamakan candi siwa karena di
dalamnya terdapat arsa SIWA MAHA DEWA
yang merupakan arca terbesar.bangunan ini di bagi atas 3 bagian.
Secara vertical kakitubuh dan kepala / atap, kaki candi
menggambarkan “DUNIA BAWAH” tempat manusia yang masih diliputi hawa nafsu,
tubuh candi menggambarkan “DUNIA TENGAH” tempat manusia yang telah meninggalkan
keduniawian dan atap melukiskan “DUNIA ATAS” tempat para dewa.
Gambar 4.2 bentuk
salah satu candi prambanan
Sepanjang dinding kaki candi
dihiasi dengan pahatan dua macam hiasan yang letaknya berselang-seling.
Gambar 4.3 hiasan
kaki candi seekor singa yang berdiri diantara dua pohon
Yang pertama adalah gambar seekor singa yang
berdiri di antara dua pohon kalpataru.
Hiasan ini terdapat di semua sisi kaki Candi
Syiwa dan kelima candi besar lainnya.
Pada dinding kaki di sisi utara dan selatan Candi Syiwa, hiasan singa di atas diapit dengan panil yang memuat pahatan sepasang binatang yang sedang berteduh di bawah sebatang pohon kalpataru yang tumbuh dalam jambangan.
Pada dinding kaki di sisi utara dan selatan Candi Syiwa, hiasan singa di atas diapit dengan panil yang memuat pahatan sepasang binatang yang sedang berteduh di bawah sebatang pohon kalpataru yang tumbuh dalam jambangan.
Gambar 4.4
hiasan merak
Gambar 4.5 hiasan kera
Gambar 4.6
hiasan sepasang burung Gambar 4.7
hiasan sepasang sapi
Berbagai binatang yang digambarkan di sini, di
antaranya: kera, merak, kijang, kelinci, kambing, dan anjing. Di atas setiap
pohon bertengger dua ekor burung.
Pada sisi-sisi lain dinding kaki
candi, baik kaki Candi Syiwa maupun candi besar lainnya, panil bergambar
binatang ini diganti dengan panil ber gambar kinara-kinari, sepasang burung
berkepala manusia, yang juga sedang berteduh di bawah pohon kalpataru.
Hiasan-hiasan pada dinding sebelah luar berupa “Kinari –Kinari”
Hiasan-hiasan pada dinding sebelah luar berupa “Kinari –Kinari”
Gambar4.8
kinari-kinari
( Mahluk bertubuh burung berkepala manusia)
“Kalamakara” (kepala raksasa yang lidahnya berwujud sepasang mitologi) dan mahluk
surgawi lainya. Atap candi bertingkat-tingkat dengan susunan yang amat komplek,
yang masing-masing di hiasi sejumlah “Ratna”dan puncaknya terdapat “Ratna” Terbesar.
Tangga untuk naik ke permukaan batur terletak di sisi timur. Tangga atas ini dilengkapi dengan pipi tangga yang dindingnya dihiasi dengan pahatan sulur-suluran dan binatang.
Pangkal pipi tangga dihiasi pahatan
kepala naga yang menganga lebar dengan sosok dewa dalam mulutnya. Di kiri dan
kanan tangga terdapat candi kecil yang beratap runcing dengan pahatan Arca
Syiwa di keempat sisi tubuhnya.
Gambar 4.9 arca penjaga
Di kanan kirinya berdiri 2 arca raksasa
penjaga dengan membawa gada yang merupakan manifestasi dari Siwa.
Di puncak
tangga terdapat gapura paduraksa menuju lorong di permukaan batur.
Di atas ambang gapura terdapat pahatan
Kalamakara yang indah.
Di balik gapura terdapat sepasang candi kecil
yang mempunyai relung di tubuhnya.
Relung tersebut berisi Arca Mahakala dan
Nandiswara, dewa-dewa penjaga pintu.
Gambar 4.10 Mahakala dan Nandiswara, dewa-dewa
penjaga pintu.
Di
permukaan batur terdapat selasar selebar sekitar 1 m yang mengelilingi tubuh
candi. Selasar ini dilengkapi dengan pagar atau langkan, sehingga bentuknya
mirip sebuah lorong tanpa atap.
Lorong berlangkan ini berbelok-belok menyudut,
membagi dinding candi menjadi 6 bagian.
Sepanjang dinding tubuh candi dihiasi deretan
pahatan Arca Lokapala. Lokapala adalah dewa-dewa penjaga arah mata angin,
seperti Bayu, Indra, Baruna, Agni dan Yama.
Gambar 4.11 relief Ramayana.
Sepanjang
sisi dalam dinding langkan terpahat relief Ramayana. Cerita Ramayana ini
dipahatkan searah jarum jam, dimulai dari adegan
Wisnu
yang diminta turun ke bumi oleh para raja guna mengatasi kekacuan yang
diperbuat oleh Rahwana dan diakhiri dengan adegan selesainya pembangunan
jembatan melintas samudera menuju Negara Alengka.
Sambungan
cerita Ramayana terdapat dinding dalam langkan Candi Brahma.
Di
atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi luar
dinding langkan, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya.
Gambar 4.12 hiasan ratna
Dalam relung terdapat 2 motif pahatan yang
ditampilkan berselang-seling, yaitu gambar 3 orang yang berdiri sambil
berpegangan tangan dan 3 orang yang sedang memainkan berbagai jenis alat musik.
Di
dalam candi terdapat 4 ruangan yang menghadap ke empat arah mata angin dan
mengelilingi ruangan terbesar yang ada di tengah-tengah.
Pintu
masuk ke ruangan-ruangan dalam tubuh candi terdapat di teras yang lebih tinggi
lagi. Untuk mencapai teras atas, terdapat tangga di depan masing-masing pintu
ruangan.
Dalam tubuh candi terdapat empat ruangan yang
mengelilingi ruangan utama yang terletak di tengah tubuh candi. Jalan masuk ke
ruangan utama adalah melalui ruang yang menghadap ke timur. Ruangan ini ruangan
kosong tanpa arca atau hiasan apapun.
Pintu masuk ke ruang utama letaknya segaris
dengan pintu masuk ke ruang timur.
Ruang utama ini disebut Ruang Syiwa karena di
tengah ruangan terdapat Arca Syiwa Mahadewa, yaitu Syiwa dalam posisi berdiri
di atas teratai dengan satu tangan terangkat di depan dada dan tangan lain
mendatar di depan perut.
Arca
Syiwa tersebut terletak di atas umpak (landasan) setinggi sekitar 60 cm,
berbentuk yoni dengan saluran pembuangan air di sepanjang tepi permukaannya.
Konon Arca Syiwa ini menggambarkan Raja Balitung dari Mataram Hindu (898 - 910
M) yang dipuja sebagai Syiwa.
Gambar 4.13 arca siwa
Tidak
terdapat pintu penghubung antara Ruang Syiwa dengan ketiga ruang di sisi lain.
Ruang utara, barat, dan selatan memiliki pintu sendiri-sendiri yang terletak
tepat di depan tangga naik ke teras atas.
Dalam
ruang utara terdapat Arca Durga Mahisasuramardini, yaitu Durga sebagai dewi
kematian, yang menggambarkan permaisuri Raja Balitung.
Gambar 4.14 arca durga atau lara
jonggrang
Durga digambarkan sebagai dewi bertangan
delapan dalam posisi berdiri di atas Lembu Nandi menghadap ke Candi Wisnu.
Satu tangan kanannya dalam posisi bertelekan
pada sebuah gada, sedangkan ketiga tangan lainnya masing-masing memegang anak
panah, pedang dan cakram. Satu tangan kirinya memegang kepala Asura, raksasa
kerdil yang berdiri di atas kepala mahisa (lembu), sedangkan ketiga tangan
lainnya memegang busur, perisai dan bunga.
Arca Durga ini oleh masyarakat sekitar disebut
juga Arca Rara Jonggrang, karena arca ini diyakini sebagai penjelmaan Rara
Jonggrang. Rara Jonggrang adalah putri raja dalam legenda setempat, yang
dikutuk menjadi arca oleh Bandung Bandawasa.
Dalam
ruang barat terdapat Arca Ganesha dalam posisi bersila di atas padmasana
(singgasana bunga teratai) dengan kedua telapak kaki saling bertemu. Kedua
telapak tangan menumpang di lutut dalam posisi tengadah, sementara belalainya
tertumpang dilengan kiri.
Gambar 4. 15 arca ghanesa
Arca
Ganesha ini menggambarkan putra mahkota Raja Balitung. selempang di bahu
menunjukkan bahwa ia juga seorang panglima perang
Dalam ruang selatan terdapat Arca
Agastya atau Syiwa Mahaguru. Arca ini meliliki postur tubuh agak gemuk dan
berjenggot.
Gambar 4.16 arca siwa mahaguru
Syiwa Mahaguru digambarkan dalam
posisi berdiri menghadap ke Candi Brahma di selatan dengan tangan kanan
memegang tasbih sdan tangan kiri memegang sebuah kendi.
Di belakangnya, di sebelah kiri terdapat
pengusir lalat dan di sebelah kanan terdapat trisula.
Konon Arca Syiwa Mahaguru ini
menggambarkan seorang pendeta penasihat kerajaan.
- Candi Brahma
Luas dasarnya 20 meter persegi dan
tingginya 37 meter.
Gambar 5.1 candi brahma
Candi Brahma letaknya di sebelah
selatan Candi Syiwa. Tubuh candi berdiri di atas batur yang membentuk selasar
berlangkan. Di sepanjang dinding tubuh candi berderet panil dengan pahatan yang
menggambarkan Lokapala.
Sepanjang dinding dalam langkan dihiasi seretan panil yang
memuat kelanjutan cerita Ramayana di dinding dalam langkan Candi Syiwa.
Penggalan cerita Ramayana di Candi
Brahma ini mengisahkan peperangan Rama dibantu adiknya,
Laksmana, dan bala tentara kera
melawan Rahwana sampai pada Sinta pergi mengembara ke hutan setelah diusir oleh
Rama yang meragukan kesuciannya. Sinta melahirkan putranya di hutan di bawah
lindungan seorang pertapa.
Gambar 5.2
Gambar 5.3
Di
atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, menghadap ke luar,
terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya. Dalam relung
terdapat pahatan yang menggambarkan Brahma sebagai pendeta yang sedang duduk
dengan berbagai posisi tangan.
Candi
Brahma juga hanya mempunyai 1 ruangan dengan satu pintu yang menghadap ke
timur. Dalam ruangan tersebut, terdapat Arca Brahma dalam posisi berdiri di
atas umpak berbentuk yoni.
Brahma
digambarkan sebagai dewa yang memiliki empat wajah, masing-masing menghadap ke
arah yang berbeda, dan dua pasang tangan.
Pada dahi di wajah yang menghadap ke depan
terdapat mata ketiga yang disebut 'urna'. Patung Brahma itu sebetulnya sangat
indah, tetapi sekarang sudah rusak.
Dinding
ruang Brahma polos tanpa hiasan. Pada dinding di setiap sisi terdapat batu yang
menonjol yang berfungsi sebagai tempat meletakkan lampu minyak.
Gambar 5.4 arca
brahma
“ia membawa air karena seluruh alam keluar
dari air. Tasbih menggambarakan waktu dasar kaki candi juga di kelilingi oleh
selasar yang di batasi pagar langkah dimana pada dinding langkah ceritera
Ramayana dan Relief serupa pada candi siwa sehingga tamat.
- CandiWisnu
Gambar 6.1
candi wisnu
Candi
Wisnu terdapat di sebelah utara Candi Syiwa. Tubuh candi berdiri di atas batur
yang membentuk selasar berlangkan. Tangga untuk naik ke permukaan batur
terletak di sisi timur. Di sepanjang dinding tubuh candi berderet panil dengan
pahatan yang menggambarkan Lokapala.
Gambar 6.2 Lokapala
Sepanjang
dinding dalam langkan dihiasi seretan panil yang memuat relief Krisnayana.
Krisnayana adalah kisah kehidupan Krisna sejak ia dilahirkan sampai ia berhasil
menduduki tahta Kerajaaan Dwaraka.
Gambar 6.3 dinding dalam langkan
Di
atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi luar
dinding langkan, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya.
Dalam relung terdapat pahatan yang
menggambarkan Wisnu sebagai pendeta yang sedang duduk dengan berbagai posisi
tangan.
Candi Wisnu hanya mempunyai 1
ruangan dengan satu pintu yang menghadap ke timur. Dalam ruangan tersebut,
terdapat Arca Wisnu dalam posisi berdiri di atas 'umpak' berbentuk yoni. Wisnu
digambarkan sebagai dewa bertangan 4.
Gambar 6.3 dinding dalam langkan
Tangan kanan belakang memegang Cakra (senjata
Wisnu) sedangkan tangan kiri memegang tiram. Tangan kanan depan memegang gada
dan tangan kiri memegang setangkai bunga teratai.
- Candi Nandi
Luas dasarnya 15 meter persegi dan
tingginya 25 meter. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada terbaring arca
seekor lembu jantan dalam sikap merderka dengan panjang + 2 meter.
Di sudut belakangnya terdapat arca
dewa candra, candra yang bermata tiga berdiri di atas kereta yang ditarik oleh
7 ekor kuda. Candi ini sudah runtuh. Candi Nandi.
Gambar 7.1 cani nandi
Candi ini mempunyai satu tangga masuk yang
menghadap ke barat, yaitu ke Candi Syiwa. Nandi adalah lembu suci tunggangan
Dewa Syiwa. Jika dibandingkan dengan Candi Garuda dan Candi Angsa yang berada
di sebelah kanan dan kirinya, Candi Nandi mempunyai bentuk yang sama, hanya
ukurannya sedikit lebih besar dan lebih tinggi. Tubuh candi berdiri di atas
batur setinggi sekitar 2 m.
Gambar 7.2 arca lenbu nandi
Candi
Nandi memiliki satu ruangan dalam tubuhnya. Tangga dan pintu masuk ke ruangan
terletak di sisi barat. Dalam ruangan terdapat Arca Lembu Nandi, kendaraan
Syiwa, dalam posisi berbaring menghadap ke barat. Dalam ruangan tersebut
terdapat juga dua arca, yaitu Arca Surya (dewa matahari) yang sedang berdiri di
atas kereta yang ditarik oleh tujuh ekor kuda dan Arca Candra (dewa bulan) yang
sedang berdiri di atas kereta yang ditarik oleh sepuluh ekor kuda.
Dinding
ruangan tidak dihias dan terdapat sebuah batu yang menonjol pada tiap sisi
dinding yang berfungsi sebagai tempat meletakkan lampu minyak. Dinding lorong
di sekeliling tubuhcandi juga polos tanpa hiasan pahatan.
- Candi Angsa
Candi ini mempunyai satu ruangan
yang tak berisi apapun. Luas dasarnya 13 m2 dan tingginya 22 m.
mungkin ruangan ini hanya di pakai untuk kandang angsa hewan yang biasa di
kendarai oleh Brahma.
Gambar 8.1
. Candi ini letaknya di selatan Candi
Nandi, berhadapan dengan Candi Brahma. Angsa merupakan burung tunggangan
Brahma.
Ukuran, bentuk dan hiasan pada kaki
dan tangga Candi Angsa serupa dengan yang terdapat di Candi Garuda. Ruangan di
dalam tubuh candi dalam keadaan kosong. Dinding ruangan juga tidak dihias,
hanya terdapat batu yang menonjol pada dinding di setiap sisi ruangan yang
berfungsi sebagai tempat meletakkan lampu minyak.
- Candi Garuda
Di dalam satu-satunya ruangan yang
ada, terdapat area kecil yang berwujud seekor garuda diatas seekor naga, Garuda
adalah kendaraan Wisnu. Candi Garuda.
| Add caption |
Gambar 9.1 candi
garuda Gambar 9.2
candi garuda
Candi ini letaknya di utara Candi
Nandi, berhadapan dengan Candi Wisnu. Garuda merupakan burung tunggangan Wisnu.
Bentuk dan hiasan pada kaki dan tangga Candi Garuda serupa dengan yang terdapat
di Candi Nandi. Walaupun dinamakan candi Garuda, namun tidak terdapat arca
garuda di ruangan dalam tubuh candi.
Di lantai ruangan terdapat Arca
Syiwa dalam ukuran yang lebih kecil daripada yang terdapat di Candi Syiwa. Arca
ini diketemukan tertanam di bawah candi, dan sesungguhnya tempatnya bukan di
dalam ruangan tersebut.
7. Candi Apit
Luas dasarnya 6 m2 dengan
tinggi 16 m. ruangan ini kosong mungkin candi ini di gunakan untuk bersemedi
sebelum memasuki candi-candi induk.
Gambar 10.1 candi apit
Candi Apit
merupakan sepasang candi yang saling berhadapan. Letaknya, masing-masing, di
ujung selatan dan ujung utara lorong di antara kedua barisan candi besar.
Kedua
candi ini berdenah bujur sangkar seluas 6 m2 dengan ketinggian 16 m. tubuh
candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2,5 m. Tidak terdapat selasar di
permukaan kaki candi. Masing-masing mempunyai satu tangga menuju satu-satunya
ruangan dalam tubuhnya.
- Candi Kelir
Gambar 11.1 candi kelir
- Candi Sudut
Luas dasarnya 1,55 m2
dengan tinggi 4,10 m.
Gambar 12.1 candi sudut
Add caption |
Selain keenam candi besar dan dua
candi apit yang telah diuraikan di atas, di pelataran atas masih terdapat
delapan candi berukuran sangat kecil, yaitu dengan denah dasar sekitar 1,25 m2.
Empat di antaranya terletak di masing-masing sudut latar, sedangkan empat
lainnya ditempatkan di dekat gerbang masuk ke pelataran atas.
Gambar 13.1
candi penjaga
BAB
III
1. KESIMPULAN
Dari
peneitian diatas penulis simpulkan :
1. Bahwa dengan
outingclass ini penulis dapat mengenang peninggalan zaman dahulu.
2. Penulis
dapat mempelajari lebih jauh tentang candi prambanan.
3.Penulis mendapatkan hiburan atau rekreasi yang indah .
4.Penulis mendapat pengetahuan dan wawasan lebih luas
lagi.
2.
SARAN
Dari kegiatan penelitian ke candi prambanan ,penulis
menyarankan pada khalayak umum agar mencintai dan melestarikan peninggalan
budaya asli Indonesia dan merawat peninggalan budaya Indonesia karena merupakan
aset budaya Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/candi/prambanan/
http://www.miung.com/2013/04/sejarah-candi-prambanan-yogyakarta.html
LAMPIRAN















































Tidak ada komentar:
Posting Komentar